Dokter Jenius Bastian Bab 3707

Baca Bab 3707 dari novel Dokter Jenius Bastian full Episode bahasa indonesia.

Bab 3707

Changmei yang asli berkata dengan benar, “Omong kosong, cara yang buruk untuk berjalan di dunia tergantung pada tidak tahu malu, mengapa kamu takut kehilangan muka?”

Mo Tianji “…”

Lin Dayiao juga tidak bisa berkata apa-apa, saya telah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi saya belum pernah melihat orang yang tidak tahu malu seperti itu.

“Boom”

Pada saat ini, semangat juang emas menerobos langit, menutupi langit dan menutupi bumi, seolah ingin menjadi sewenang-wenang untuk selamanya, dan kehampaan akan segera runtuh.

Orang asli dengan alis panjang mengangkat matanya dan melihat bahwa darah Bastian mendidih, melepaskan semangat juang yang tak tertandingi, seperti raja dewa yang datang ke dunia, dengan aura tak terkalahkan menelan gunung dan sungai.

“Kemarilah dan mati!”

Cao Mao berbicara lagi. Meskipun hanya ada beberapa kata pendek, itu seperti dewa yang menilai nasib Bastian, sangat kuat.

“Menuntun kematian? Hehe…” Bastian tersenyum samar, “Apa kau, topi jerami!”

Topi jerami…

orang ini benar-benar berani mempermalukan pewaris keluarga God of War di depan umum.

Di kejauhan, para penonton tercengang saat mendengar kata-kata Bastian.

Tanpa diduga, kata-kata Bastian selanjutnya membuat semua orang semakin terkesiap.

“Kurasa tersanjung memanggilmu topi jerami. Sampah sepertimu lebih seperti tas jerami. ”

Suara datar Bastian dipenuhi dengan keagungan yang mengintimidasi, seperti naga bertanduk yang tidak aktif. Begitu bergerak, itu akan menekan dunia, semua musuh.

“Sombong! Beraninya kamu mempermalukan Brother Cao, aku pikir kamu lelah bekerja,” Wei Wuji berteriak keras.

Bastian mencibir dan berkata, “Pangeran Keenam Wei, jika kamu tidak menyukaiku, datang saja bersama, jangan bergosip seperti wanita.”

“Kamu”

Wei Wuji sangat marah hingga dia hampir muntah darah.

“Kakak Wei, tidak perlu marah pada orang yang sekarat, lihat saja aku membunuhnya.”

Setelah Cao Mao selesai berbicara, tatapannya menembus kehampaan dan mendarat di Bastian.

Saat ini, aura di tubuh Cao Mao bangkit kembali, menyebar ke sekeliling seperti Bima Sakti yang menghancurkan tanggulnya.

Wajah Bastian tenang, dan cahaya keemasan yang dilepaskan dari tubuhnya menghalangi napas Cao Mao.

Namun, di bawah tekanan aura Cao Mao, para penonton di kejauhan menjadi pucat, bahkan ada yang mundur dengan tergesa-gesa, seolah melihat hantu.

Alasan utamanya adalah aura Cao Mao mengandung niat membunuh yang tak ada habisnya, seperti segunung mayat dan lautan darah, membuat bulu kuduk berdiri.