Dokter Jenius Bastian Bab 2591

Baca Bab 2591 dari novel Dokter Jenius Bastian bahasa indonesia online gratis.

Bab 2591

“ledakan!”

Pada saat ini, tablet batu juga berubah, dan kata “Swastika” memancarkan cahaya, menopang tirai cahaya keemasan, dan suara Sansekerta meledak.

Segera setelah itu, Bastian melihat bayangan seorang biksu tua muncul di tirai tipis.

Biksu tua itu duduk bersila dengan mata tertutup, memegang untaian manik-manik rosario di kedua tangan, dan membaca kitab suci di mulutnya.

“Kenapa seorang biksu tua tiba-tiba muncul?”

Ketika Bastian terkejut, suara nyanyian yang keras datang dari telinganya.

Dalam sekejap, darah mendidih di tubuhnya tiba-tiba menjadi tenang, dan hatinya dipenuhi dengan rasa ketenangan.

Pada saat ini, dia tampak berada di kuil berusia seribu tahun, mendengarkan nyanyian para biksu Tao, melupakan hal-hal duniawi, tanpa gelombang sedikit pun di hatinya.

Perasaan ini luar biasa.

Waktu berlalu menit demi menit.

Setelah waktu yang tidak diketahui, biksu tua itu tiba-tiba membuka matanya dan menatap Bastian.

Mata itu penuh dengan perubahan, seolah-olah setelah ribuan tahun, kebijaksanaan tidak terbatas.

Bastian hanya merasa bahwa di depan mata ini, dia seperti terlihat jelas, dan tidak ada rahasia sama sekali.

Setelah beberapa saat.

Biksu tua itu tersenyum pada Bastian, lalu merentangkan telapak tangan kanannya.

Detik berikutnya, “swastika” seukuran kepalan tangan muncul di telapak tangan biksu tua, Cahaya keemasan menyilaukan, memancarkan aura suci.

Biksu tua itu menunjuk dengan jari kirinya, memberi isyarat kepada Bastian untuk merentangkan telapak tangannya.

Meskipun Bastian tidak tahu mengapa, dia masih mengulurkan telapak tangan kanannya.

Biksu tua itu mengangkat tangan kanannya sedikit, dan tiba-tiba, kata “swastika” seperti aliran cahaya dengan cepat masuk ke telapak tangan kanan Bastian.

“Amitabha!”

Biksu tua itu melipat tangannya, bibirnya bergerak sedikit, dan nama Buddha yang jelas terdengar di telinga Bastian.

Kemudian, hantu biksu tua menghilang, dan tirai cahaya juga menghilang.

Qi bawaan kembali ke tubuh Bastian.

Semuanya damai.

Apa yang baru saja terjadi seperti perjalanan impian.