Dokter Jenius Bastian Bab 3088

Baca Bab 3088 dari novel Dokter Jenius Bastian bahasa indonesia online gratis.

Bab 3088

Orang yang sebenarnya, Changmei, menyentuh rambutnya dan berkata dengan gembira, “Seperti yang diharapkan dari seorang santo medis, perawatan kebotakan lebih baik daripada transplantasi rambut, bajingan kecil, saya sarankan Anda membuka rumah sakit untuk mengobati kebotakan, dan Anda pasti akan menghasilkan

banyak uang. uang.” Kelopak mata Bastian berkedip. Flip “Apakah menurutmu aku kekurangan uang?”

Sial, biarkan anak ini berpura-pura lagi!

“Orang tua, bantu aku, bantu aku menghitung nasib Ruyi,” kata Bastian.

“Tidak masalah.” Pria Sejati Changmei setuju.

Segera, Bastian memberi tahu tanggal lahir Ruyi kepada Master Changmei, dan Master Changmei melantunkan mantra sambil menjepit jarinya untuk meramal.

Perlahan-lahan, alis Longmei Zhenren berkerut, dan kerutannya menjadi lebih kencang.

Lima menit berlalu.

“Bagaimana?” Bastian mau tidak mau bertanya.

“Pin Dao … wow” Pria sejati dengan alis panjang baru saja membuka mulutnya, dan seteguk darah menyembur keluar dari mulutnya.

Ekspresi Bastian berubah, dan dia bertanya dengan cemas, “Orang tua, ada apa denganmu?”

“Nenek, aku tidak tahu jika kamu tidak percaya padaku.” Pria sejati dengan alis panjang dengan cepat mengeluarkan tujuh tembaga. koin dari manset jubah Tao-nya.

Lemparkan telapak tangan Anda.

“Om!”

Tujuh koin tembaga berputar cepat di atas kepalanya.

Pria sejati dengan alis panjang menutup matanya dan melantunkan mantra diam-diam di mulutnya.

Sekitar tiga puluh detik berlalu.

“Pfft!”

Tujuh koin tembaga tiba-tiba meledak berkeping-keping.

“Wow—”

Changmei asli menyemburkan seteguk darah lagi.

Melihat ada yang tidak beres, Bastian berkata, “Orang tua, jangan dipaksakan, lupakan saja jika kamu tidak bisa memahaminya.”

“Apa maksudmu? Kamu memandang rendah Lao Tzu?” alisnya yang panjang menyeka darah dari sudut mulutnya, dan berkata, “Tidak peduli apa hari ini, Pindao akan baik-baik saja. Kamu harus mencari tahu nasib Ruyi.” “Namun, Pindao

berani menegaskan bahwa nasib Ruyi sangat luar biasa.”

“Bajingan kecil, putrimu akan tumbuh di masa depan, dia pasti sangat kuat.”

Dia mengeluarkan kompas dari manset jubahnya.

Kompas hanya seukuran telapak tangan, dan seluruh tubuhnya terbuat dari emas, yang sederhana dan khusyuk.