Baca Bab 3134 dari novel Dokter Jenius Bastian bahasa indonesia online gratis.
Bab 3134
Bastian tiba-tiba berteriak, dan menukik ke bawah, mendarat di depan reruntuhan.
Lokasi ini berada di tengah-tengah kastil.
“Bang!”
Bastian menepuk telapak tangan, dan kekuatan yang kuat mengguncang reruntuhan di tanah, memperlihatkan lantai beton.
Bastian berjalan mendekat dan menginjak kakinya dengan ringan.
Dalam sekejap, lantai itu hancur, memperlihatkan lantai baja yang dipoles.
Bastian melihat ke dalam dengan mata langitnya dan menemukan bahwa lantai baja setebal satu kaki, dan sebenarnya ada lorong di bawahnya.
“Ruang rahasia?”
“Istana bawah tanah?”
“Tempat untuk menyembunyikan harta karun?”
Banyak asosiasi tiba-tiba muncul di benak Bastian, dan tanpa ragu, dia membantingnya.
“Boom!”
Lantai baja tahan karat setebal satu kaki diledakkan, dan Bastian berjalan menyusuri lorong.
Sudah berjalan hampir seratus meter.
Akhirnya, bagian itu berakhir.
Di depan Bastian muncul gerbang besi bundar yang tebal dan tua, yang tampak seperti gerbang brankas bank.
Ada kamera padat di sekelilingnya, dan berbagai instrumen elektronik di dinding, mungkin beberapa peralatan keamanan berteknologi tinggi.
Bastian bahkan tidak memikirkannya, dia langsung meninju pintu besi itu.
“Boom!”
Gerbang besi itu jatuh ke dalam tanda tinju yang dalam, tetapi tidak terbuka.
Bastian sedikit terkejut, pukulannya barusan benar-benar bisa melumpuhkan seorang kultivator di ranah pembangunan pondasi, tapi dia tidak berharap untuk membuka pintu.
“Aku ingin melihat, berapa banyak pukulan yang bisa kamu blokir?”
Bang!
ledakan!
ledakan!
Bastian melemparkan tiga pukulan berturut-turut, satu pukulan lebih kuat dari yang lain.
Ketika pukulan ketiga jatuh, hanya suara “ledakan” yang terdengar, dan pintu besi terbuka.
Detik berikutnya, cahaya keemasan menyilaukan menyinari mata Bastian.
Melihat sekeliling, ada batu bata emas yang tak terhitung jumlahnya.
Yang bisa dilihat Bastian hanyalah batu bata emas.
Ini adalah harta karun yang sangat besar!
Batu bata emas ini seperti bukit satu demi satu, ditumpuk secara terpisah, dengan ukuran yang sama, dan ditempatkan secara teratur.
Dompak.
Bastian terkejut, dia belum pernah melihat begitu banyak emas, bahkan di film atau serial TV sekalipun.
Semua jalan ke depan.
Bastian mengamati dengan cermat.